Senin, 08 Desember 2008

Minyak Bumi

Minyak Bumi

Asal Minyak Bumi
Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah “organic source materials”. Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama proses perubahan tersebut, maka minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang berbeda.
Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% berat, sisanya terdiri atas zat-zat organik yang mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium, kalsium, dan magnesium.

Berdasarkan kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.
1. Hidrokarbon
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromat.
1.1. Parafin
adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.
1.2. Olefin
Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).
1.3. Naftena
Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naftena yang banyak ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.
1.4. Aromatik
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif besar.
2. Non Hidrokarbon
Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam minyak bumi ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Unsur-unsur tersebut umumnya tidak dikehendaki berada di dalam produk-produk pengilangan minyak bumi, sehingga keberadaannya akan sangat mempengaruhi langkah-langkah pengolahan yang dilakukan terhadap suatu minyak bumi.
2.1. Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida (R-S-S-R’) dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang tidak dikehendaki karena :
a. menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan.
b. mengurangi efektivitas zat-zat bubuhan pada produk pengolahan.
c. meracuni katalis-katalis perengkahan.
d. menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak, senyawa belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan lingkungan, yaitu SO2 dan SO3).
2.2. Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol (C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam produk, berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan produk tersebut.
2.3. Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik.

Kamis, 18 September 2008

Tragedi Zakat di Jatim











Bisa kita lihat urutan kejadian yang sangat memprihatinkan.. pembagian zakat yang berujung pada tewasnya sodara2 kita di Jawa Timur sana.. Semoga ALLAH SWT menerima semua amal ibadah mereka.. amiin.



Rabu, 11 Juni 2008

FPI vs ALIANSI KEBANGSAAN UNTUK KEBEBASAN BERAGAMA (AKBB)

FPI vs ALIANSI KEBANGSAAN UNTUK KEBEBASAN BERAGAMA (AKBB)

CUKUP PALESTINA, AFGANISTAN,DAN IRAQ

Saya sangat prihatin tentang kejadian yang terjadi atas massa massa Front Pembela Islam vs Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama . kasus seperti ini kalau tidak secepatnya diselesaikan tidak lama lagi Indonesia akan jadi ladang perang saudara antar faksi-faksinya. Cukup Palestina yang berseteru (Hamas vs Fatah), Iraq (Syiah vs suni), Afganistan (Taliban dan pemerintah).

Para elit hendaknya lebih arif dan pihak yang berseterupun hendaknya lebih bisa menahan diri. Disini saya tidak membahas siapa benar siapa salah, saya menginginkan setiap orang hendaknya lebih santun dalam melaksanakan apa yang diyakininya. Apa sudah tertutupkah pintu dialog? bukankah Rosulullah sendiri melaksanakan dakwahnya salah satunya dengan dakwah bil-hikmah?

Saya sebagai umat Islam jujur merasa malu melihat kerisuhan yang terjadi pada saudara-saudaraku. Islam yang katanya rahmatan lil alamin kok terlihat seperti brutal. Saya jadi inget cerita Kholifah Umar bun Khatab.

"Pada saat Umar bin Khatab menjadi Kholifah, gubernur yang memerintah di Mesir adalah Amr bin Ash, pada saat itu Amar bin Ash ingin membuat istana kebesarannya, akan tetapi ada yang mengganjal karena ditempat yang akan dibuat istana berdiri gubuk reot kepunyaan orang Yhudi lagi, secara sepihak Amr bin Ash mengusir si Yahudi tersebut. Akhirnya si Yahudi berpikir kalau Amr bin Ash cuma gubernur kan di atasnya lagi masih ada Kholifah. Akhirnya si Yahudi itu pergi ke Mekkah menemui Kholifah Umar bin Khatab dan mengadukan apa yang telah Amr bin Ash lakukan. kemudian setelah mendengar cerita tersebut Kholifah Umar bin Khatab mengambil potongan tulang hewan dan menyayatkanan pedangnya membentuk garis lurus pada tulang tersebut dan menyuruh si Yahudi itu pulang dan agar menyampaikan pesan potongan tulang itu kepada Amr bin Ash. setelah sampai di Mesir si Yahudi memberikan potongan tulang yang sudah ada sayatan garis lurus kepada Amr bin Ash sambil berkata "tuan ada pesan dari Kholifah". Amr bin Ash pun ketakutan karena mendapat kritikan serius, dan meminta para punggawanya agar membangun kembali gubuk yang telah dihancurkan. Melihat Amr bin Ash yang tunduk seperti itu si Yahudi menyadari bahwa islam itu adil dan sebenarnya tidak semena-mena, bahkan akhirnya si Yahudi menyerahkan rumah kepada Amr bin Ash dan meminta istana agar tetap dibangun. Subhanallah"

Inti dari cerita tersebut adalah hendaknya kita melakukan pendekatan yang persuasif dalam menyelesaikan masalah. terhadap umat diluar islam saja kita harus adil dan santun apalagi terhadap umat sesama islam.

Semoga umat islam dapat dipertemukan kembali dalam kekhasanahan. amin


Kamis, 24 April 2008

About Teknik Kimia

Tanpa sadar, setiap saat kita berhubungan dengan Proses Teknik Kimia. Uncontiously, we are dealing with Chemical Engineering Process everytime. Teknik Kimia menekankan pembelajaran merekayasa proses untuk memproduksi secara massal bahan-bahan kimia. Sebuah contoh menarik di ceritakan berikut ini:

One interesting example is told below:


Proses pelarutan garam (Salt dissolving process)


Bayangkan sebuah tangki berdiameter 1,5 m yang didalamnya telah diisikan larutan garam sedalam 0,75 m, lalu bayangkan bila diatasnya diletakkan air murni setebal 0,75 m, dengan sangat hati-hati tanpa mengganggu air garam dibawahnya. Bila isi tangki tersebut dibiarkan tanpa gangguan, air garam akan ber difusi di tahap molekuler, dan berpermeasi ke dalam air murni, yang konsentrasi akhirnya akan menjadi setengah dari kadar garam awal.

Tetapi proses ini sangat lambat, dan dapat dihitung bahwa konsentrasi garam pada permukaan akan hanya 87,5% dari konsentrasi seharusnya setelah ditunggu 10 tahun; dan akan mencapai 99% dari konsentrasi yang seharusnya setelah 28 tahun.

Pada sisi lain, telah dibuktikan bahwa dengan pengaduk sederhana yang berputar mengaduk isi tangki pada kecepatan 22 rpm akan membuat pencampuran sempurna lebih kurang dalam waktu 60 detik.

(Wood,J.C., 1922, in Trayball, R.E., Mass Transfer Operations, 3rd Ed., Mc.Graw Hill.)

How about pouring our coffee in the morning?

Bagaimana dengan penyeduhan kopi di pagi hari? Saat menyeduh kopi dipagi hari, cobalah untuk menggunakan gelas yang tembus pandang; letakkan gula dan kopi dalam lapisan, lalu tuangkan air panas dan biarkan seduhan anda tersebut, tanpa mengaduknya. Hingga matahari terbenam, kumpulan gula di dasar gelas masih akan tetap ada, dan kopi masih juga pahit.

When starting the day with morning coffee, try using a transparent glass; pour the sugar and coffee, then pour the boiling water and leave it, with out mixing.
By the sun-sets, the sugar in the bottom of the glass is still clearly visible, and the coffee is yet, bitter.

Topik seperti inilah yang dipelajari dalam Teknik Kimia.

Senin, 21 April 2008

About Granulator

Drying / Cooling

These are the most frequent applications of large fluid bed systems. Different process systems are applied depending upon product, volatiles, operational safety and environmental requirements.

Open system

Featuring atmospheric air in a once-through system where water is to be removed. Normally a push-pull system is used to balance the pressure to be slightly negative in the free board of the fluid bed. Depending upon the product and available heat source, direct or indirect heating may be applied. The exhaust air is cleaned by e.g. bag filter, cyclone with or without wet scrubber.

In cases where products pose a dust explosion risk, open cycle systems feature pressure shock resistant components or alternatively semi-closed cycle, self-inertizing layouts can be considered.

Closed cycle system

Featuring drying in an inert gas atmosphere (usually nitrogen) recycling within the system. It must be used for drying feedstocks containing organic volatiles or where the product must not contact oxygen during drying.Closed cycle systems are gastight, and addition of inert gas is controlled by monitoring the oxygen content of the drying gas and the system pressure, which is kept positive. The evaporated volatiles are recovered in a condenser.

Agglomeration / Granulation

Fluid bed processing requires that the solids are in particulate form prior to entering the fluid bed. In the special case of fluid bed spray granulation, particles are built up in the fluid bed by spraying a liquid into the fluidized layer particles. Particulate solids ideal for fluid bed processing may be formed in an independent process step such as crystallization, coagulation, or polymerization, followed by mechanical dewatering. Particles may also be formed by spray drying. In other cases dry or wet solid particles may have to undergo a degree of agglomeration or granulation prior to entering the fluid bed.

Rewet agglomeration system

In the rewet agglomeration system, a fine powder is conveyed to an agglomeration chamber where the powder is dispersed in air and contacted with a spray of liquid. Moist, porous agglomerates are formed and subsequently dried under lenient fluidization conditions in a Vibro-Fluidizer®. After cooling, the powder is discharged, classified, and fines recycled for further agglomeration together with fines from the exhaust air dust collector. Rewet agglomeration systems are typically used for food products like coffee, cocoa-sugar, where instant properties and coarse particles are required.



Survey of agglomeration and granulation processes using fluid bed technology

Feed material

Particle formation

Drying

Fine, dry powder
Dry powder

Rewet agglomeration
Tumbling layer

Fluid Bed Drying

Friable wet cake
Plastic wet cake
Pasty wet cake

Milling
Extrusion
Back-mixing and tumbling
layer or extrusion

Liquid

Fluid bed spray granulation

Batch Fluid Bed Systems

Batch fluid bed processing allows several process steps (mixing, agglomerating, drying and cooling) to be carried out in a single unit. The batch process assures uniformity of all product within a batch and allows every unit of final product to be traced to a given batch run.

Batch

Niro supply a full range of customized batch fluid bed systems for food ingredients, chemical and pharmaceutical applications. Systems are available in various sizes, from laboratory and pilot-scale to large production units. Our batch fluid bed technology is developed by our sister-company Aeromatic-Fielder (located in Switzerland and UK) and it:

  • enables control bulk density

  • improves dispersibility

  • reduces dust

  • provides timed release of active ingredients

  • enables tablet compression

Processors known as:

  • Agglomeration

  • Coating

  • Drying

  • Granulation

All fluid bed systems can be pre-assembled in modules or skids to provide rapid on-site start-up.

Minggu, 20 Januari 2008

a_food


a_food adalah suatu manajemen pemasaran kripik buah dengan mesin vaccum frying yang dibetuk oleh Mahasiswa D3 Teknik Kimia UNDIP. a_food berusaha untuk menciptakan inovasi yang memuaskan konsumen.

Jumat, 18 Januari 2008

Jual jackfruit chips (kripik nangka)




Produk ini adalah hasil karya teman-teman Alumni Mahasiswa D3 teknik kimia UNDIP.

Produk ini terbuat dari nangka alami dan tanpa penambahan bahan kimia.

Kripik nangka kami packing Alumunium Foil sehingga udara baik yang di dalam maupun yang di luar tidak dapat kontak dan tahan lama. Produk kami ini higienis dan sehat. Buah Nangka kami pilih yang terbaik dan kami proses dengan teknologi Vaccum Frying sehingga terciptalah produk kami kripik nangka yang renyah dan lezat.

Grosir (Order 3Kw sampai minimal Order 250Kg)
Harga: Rp. 95.000 ,- per Kg (500gr & 250gr)
Free Ongkos Kirim Dalam Pembelian 500Kg dan kelipatannya.

Partai kecil (Order dibawah 250Kg sampai minimal Order 20Kg)

 Harga: Rp. 105.000 ,- per Kg (500gr & 250gr)

Ada 3 varian packing, 500gr, 250gr dan 100gr.

Note: Packing 100gr Harga Sesuai Order
Exprd 1 tahun (DIJAMIN) dan Sudah terdaftar DEP. KES P-IRT NO. 215332709450


Jangan pikir terlalu lama. Segera beli dan mencobanya.. dijamin halal.



Bag. Pemasaran Semarang/ Indramayu

Achmad Fauzi Al Faiz
0818 0288 2571/ 081225767605
Alamat : Balongan - Indramayu - Jawa Barat





harga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai harga bahan baku