Minyak Bumi
Asal Minyak Bumi
Minyak mentah atau crude oil adalah cairan coklat kehijauan sampai hitam yang terutama terdiri dari karbon dan hidrogen. Teori yang paling umum digunakan untuk menjelaskan asal-usul minyak bumi adalah “organic source materials”. Teori ini menyatakan bahwa minyak bumi merupakan produk perubahan secara alami dari zat-zat organik yang berasal dari sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mengendap selama ribuan sampai jutaan tahun. Akibat dari pengaruh tekanan, temperatur, kehadiran senyawa logam dan mineral serta letak geologis selama proses perubahan tersebut, maka minyak bumi akan mempunyai komposisi yang berbeda di tempat yang berbeda.
Komposisi Minyak Bumi
Minyak bumi memiliki campuran senyawa hidrokarbon sebanyak 50-98% berat, sisanya terdiri atas zat-zat organik yang mengandung belerang, oksigen, dan nitrogen serta senyawa-senyawa anorganik seperti vanadium, nikel, natrium, besi, aluminium, kalsium, dan magnesium.
Berdasarkan kandungan senyawanya, minyak bumi dapat dibagi menjadi golongan hidrokarbon dan non-hidrokarbon serta senyawa-senyawa logam.
1. Hidrokarbon
Golongan hidrokarbon-hidrokarbon yang utama adalah parafin, olefin, naften, dan aromat.
1.1. Parafin
adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana), CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10), isobutana (2-metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke dalam senyawa isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong n-parafin. Tetapi, di dalam minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya lebih kecil daripada n-parafin.
1.2. Olefin
Olefin adalah kelompok senyawa hidrokarbon tidak jenuh, CnH2n. Contohnya etilena (C2H4), propena (C3H6), dan butena (C4H8).
1.3. Naftena
Naftena adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naftena yang banyak ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua setelah n-parafin.
1.4. Aromatik
Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6), metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif besar.
2. Non Hidrokarbon
Selain senyawa-senyawa yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen, di dalam minyak bumi ditemukan juga senyawa non hidrokarbon seperti belerang, nitrogen, oksigen, vanadium, nikel dan natrium yang terikat pada rantai atau cincin hidrokarbon. Unsur-unsur tersebut umumnya tidak dikehendaki berada di dalam produk-produk pengilangan minyak bumi, sehingga keberadaannya akan sangat mempengaruhi langkah-langkah pengolahan yang dilakukan terhadap suatu minyak bumi.
2.1. Belerang
Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S), merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R’), disulfida (R-S-S-R’) dan tiofen (sulfida siklik). Senyawa-senyawa belerang tidak dikehendaki karena :
a. menimbulkan bau tidak sedap dan sifat korosif pada produk pengolahan.
b. mengurangi efektivitas zat-zat bubuhan pada produk pengolahan.
c. meracuni katalis-katalis perengkahan.
d. menyebabkan pencemaran udara (pada pembakaran bahan bakar minyak, senyawa belerang teroksidasi menjadi zat-zat korosif yang membahayakan lingkungan, yaitu SO2 dan SO3).
2.2. Nitrogen
Senyawa-senyawa nitrogen dibagi menjadi zat-zat yang bersifat basa seperti 3-metilpiridin (C6H7N) dan kuinolin (C9H7N) serta zat-zat yang tidak bersifat basa seperti pirol (C4H5N), indol (C8H7N) dan karbazol (C12H9N). Senyawa-senyawa nitrogen dapat mengganggu kelancaran pemrosesan katalitik yang jika sampai terbawa ke dalam produk, berpengaruh buruk terhadap bau, kestabilan warna, serta sifat penuaan produk tersebut.
2.3. Oksigen
Oksigen biasanya terikat dalam gugus karboksilat dalam asam-asam naftenat (2,2,6-trimetilsikloheksankarboksilat, C10H18O2) dan asam-asam lemak (alkanoat), gugus hidroksi fenolik dan gugus keton. Senyawa oksigen tidak menyebabkan masalah serius seperti halnya senyawa belerang dan senyawa nitrogen pada proses-proses katalitik.
Senin, 08 Desember 2008
Minyak Bumi
Kamis, 18 September 2008
Tragedi Zakat di Jatim
Rabu, 11 Juni 2008
FPI vs ALIANSI KEBANGSAAN UNTUK KEBEBASAN BERAGAMA (AKBB)
FPI vs ALIANSI KEBANGSAAN UNTUK KEBEBASAN BERAGAMA (AKBB)
CUKUP PALESTINA, AFGANISTAN,DAN IRAQ
Saya sangat prihatin tentang kejadian yang terjadi atas massa massa Front Pembela Islam vs Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama . kasus seperti ini kalau tidak secepatnya diselesaikan tidak lama lagi Indonesia akan jadi ladang perang saudara antar faksi-faksinya. Cukup Palestina yang berseteru (Hamas vs Fatah), Iraq (Syiah vs suni), Afganistan (Taliban dan pemerintah).
Para elit hendaknya lebih arif dan pihak yang berseterupun hendaknya lebih bisa menahan diri. Disini saya tidak membahas siapa benar siapa salah, saya menginginkan setiap orang hendaknya lebih santun dalam melaksanakan apa yang diyakininya. Apa sudah tertutupkah pintu dialog? bukankah Rosulullah sendiri melaksanakan dakwahnya salah satunya dengan dakwah bil-hikmah?
Saya sebagai umat Islam jujur merasa malu melihat kerisuhan yang terjadi pada saudara-saudaraku. Islam yang katanya rahmatan lil alamin kok terlihat seperti brutal. Saya jadi inget cerita Kholifah Umar bun Khatab.
"Pada saat Umar bin Khatab menjadi Kholifah, gubernur yang memerintah di Mesir adalah Amr bin Ash, pada saat itu Amar bin Ash ingin membuat istana kebesarannya, akan tetapi ada yang mengganjal karena ditempat yang akan dibuat istana berdiri gubuk reot kepunyaan orang Yhudi lagi, secara sepihak Amr bin Ash mengusir si Yahudi tersebut. Akhirnya si Yahudi berpikir kalau Amr bin Ash cuma gubernur kan di atasnya lagi masih ada Kholifah. Akhirnya si Yahudi itu pergi ke Mekkah menemui Kholifah Umar bin Khatab dan mengadukan apa yang telah Amr bin Ash lakukan. kemudian setelah mendengar cerita tersebut Kholifah Umar bin Khatab mengambil potongan tulang hewan dan menyayatkanan pedangnya membentuk garis lurus pada tulang tersebut dan menyuruh si Yahudi itu pulang dan agar menyampaikan pesan potongan tulang itu kepada Amr bin Ash. setelah sampai di Mesir si Yahudi memberikan potongan tulang yang sudah ada sayatan garis lurus kepada Amr bin Ash sambil berkata "tuan ada pesan dari Kholifah". Amr bin Ash pun ketakutan karena mendapat kritikan serius, dan meminta para punggawanya agar membangun kembali gubuk yang telah dihancurkan. Melihat Amr bin Ash yang tunduk seperti itu si Yahudi menyadari bahwa islam itu adil dan sebenarnya tidak semena-mena, bahkan akhirnya si Yahudi menyerahkan rumah kepada Amr bin Ash dan meminta istana agar tetap dibangun. Subhanallah"
Inti dari cerita tersebut adalah hendaknya kita melakukan pendekatan yang persuasif dalam menyelesaikan masalah. terhadap umat diluar islam saja kita harus adil dan santun apalagi terhadap umat sesama islam.
Semoga umat islam dapat dipertemukan kembali dalam kekhasanahan. amin
Kamis, 24 April 2008
About Teknik Kimia
One interesting example is told below:
Proses pelarutan garam (Salt dissolving process)
Tetapi proses ini sangat lambat, dan dapat dihitung bahwa konsentrasi garam pada permukaan akan hanya 87,5% dari konsentrasi seharusnya setelah ditunggu 10 tahun; dan akan mencapai 99% dari konsentrasi yang seharusnya setelah 28 tahun.
Pada sisi lain, telah dibuktikan bahwa dengan pengaduk sederhana yang berputar mengaduk isi tangki pada kecepatan 22 rpm akan membuat pencampuran sempurna lebih kurang dalam waktu 60 detik.
When starting the day with morning coffee, try using a transparent glass; pour the sugar and coffee, then pour the boiling water and leave it, with out mixing.
By the sun-sets, the sugar in the bottom of the glass is still clearly visible, and the coffee is yet, bitter.
Topik seperti inilah yang dipelajari dalam Teknik Kimia.
Senin, 21 April 2008
About Granulator
Drying / Cooling
These are the most frequent applications of large fluid bed systems. Different process systems are applied depending upon product, volatiles, operational safety and environmental requirements.
Open system
Featuring atmospheric air in a once-through system where water is to be removed. Normally a push-pull system is used to balance the pressure to be slightly negative in the free board of the fluid bed. Depending upon the product and available heat source, direct or indirect heating may be applied. The exhaust air is cleaned by e.g. bag filter, cyclone with or without wet scrubber.
In cases where products pose a dust explosion risk, open cycle systems feature pressure shock resistant components or alternatively semi-closed cycle, self-inertizing layouts can be considered.
Closed cycle system
Featuring drying in an inert gas atmosphere (usually nitrogen) recycling within the system. It must be used for drying feedstocks containing organic volatiles or where the product must not contact oxygen during drying.Closed cycle systems are gastight, and addition of inert gas is controlled by monitoring the oxygen content of the drying gas and the system pressure, which is kept positive. The evaporated volatiles are recovered in a condenser.
Agglomeration / Granulation
Fluid bed processing requires that the solids are in particulate form prior to entering the fluid bed. In the special case of fluid bed spray granulation, particles are built up in the fluid bed by spraying a liquid into the fluidized layer particles. Particulate solids ideal for fluid bed processing may be formed in an independent process step such as crystallization, coagulation, or polymerization, followed by mechanical dewatering. Particles may also be formed by spray drying. In other cases dry or wet solid particles may have to undergo a degree of agglomeration or granulation prior to entering the fluid bed.
Rewet agglomeration system
In the rewet agglomeration system, a fine powder is conveyed to an agglomeration chamber where the powder is dispersed in air and contacted with a spray of liquid. Moist, porous agglomerates are formed and subsequently dried under lenient fluidization conditions in a Vibro-Fluidizer®. After cooling, the powder is discharged, classified, and fines recycled for further agglomeration together with fines from the exhaust air dust collector. Rewet agglomeration systems are typically used for food products like coffee, cocoa-sugar, where instant properties and coarse particles are required.
Survey of agglomeration and granulation processes using fluid bed technology | ||
Feed material | Particle formation | Drying |
Fine, dry powder | Rewet agglomeration | Fluid Bed Drying |
Friable wet cake | Milling | |
Liquid | Fluid bed spray granulation |
Batch Fluid Bed Systems
Batch fluid bed processing allows several process steps (mixing, agglomerating, drying and cooling) to be carried out in a single unit. The batch process assures uniformity of all product within a batch and allows every unit of final product to be traced to a given batch run.
Batch
Niro supply a full range of customized batch fluid bed systems for food ingredients, chemical and pharmaceutical applications. Systems are available in various sizes, from laboratory and pilot-scale to large production units. Our batch fluid bed technology is developed by our sister-company Aeromatic-Fielder (located in Switzerland and UK) and it:
enables control bulk density
improves dispersibility
reduces dust
provides timed release of active ingredients
enables tablet compression
Processors known as:
Agglomeration
Coating
Drying
Granulation
All fluid bed systems can be pre-assembled in modules or skids to provide rapid on-site start-up.
Minggu, 20 Januari 2008
a_food
a_food adalah suatu manajemen pemasaran kripik buah dengan mesin vaccum frying yang dibetuk oleh Mahasiswa D3 Teknik Kimia UNDIP. a_food berusaha untuk menciptakan inovasi yang memuaskan konsumen.
Label:alfezt a_food
Jumat, 18 Januari 2008
Jual jackfruit chips (kripik nangka)
Produk ini terbuat dari nangka alami dan tanpa penambahan bahan kimia.
Harga: Rp. 95.000 ,- per Kg (500gr & 250gr)
Partai kecil (Order dibawah 250Kg sampai minimal Order 20Kg)
Harga: Rp. 105.000 ,- per Kg (500gr & 250gr)
Ada 3 varian packing, 500gr, 250gr dan 100gr.
Note: Packing 100gr Harga Sesuai Order
Exprd 1 tahun (DIJAMIN) dan Sudah terdaftar DEP. KES P-IRT NO. 215332709450
Bag. Pemasaran Semarang/ Indramayu
Achmad Fauzi Al Faiz
0818 0288 2571/ 081225767605
Alamat : Balongan - Indramayu - Jawa Barat
harga dapat berubah sewaktu-waktu sesuai harga bahan baku
Label:alfezt kripik nangka